Abdul Aris Pradana A34120033
Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Profil Usaha
Koperasi Wirausaha Indonesia
didirikan pada tanggal 25 Mei 1998 atas keputusan kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Indonesia. KWI bergerak dalam berbagai bidang pertanian
yang berkaitan dengan masyarakat kecil dan menengah, salah satunya di
perguliran sapi perah dan di bidang pengelolaan susu sapi perah. Program pengelolaan perguliran dan pemerahan
susu sapi perah dimulai pada Januari 2007 dan mendapat bantuan dana dari kementrian koperasi. Program perguliran
sapi perah ditujukan untuk menyediakan bibit-bibit sapi perah unggulan serta
dalam aspek susu, program ini merupakan salah satu program unggulan yang sedang
digalakkan sebagai salah satu upaya sosialisasi pentingnya susu sapi mengingat
masih rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia pada aspek ini. Institut
Pertanian Bogor yang merupakan ujung tombak masa depan pertanian Indonesia
adalah salah satu lembaga yang bekerja sama dengan Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang ini. Lahan yang digunakan dalam usaha ini
berlokasi di kandang Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Institut
Pertanian Bogor dengan luas lahan
mencapai ± 1 ha. Luas kandang yang digunakan adalah 3000m2 dan luas
lahan rumput seluas 7000m2 serta sapi berjumlah
10 ekor dengan modal awal 2 Milyar rupiah untuk sapi, 2 Milyar untuk
kandang dan mesin perah. Tujuan dari koperasi ini perlu digaris bawahi karena
pada aspek pergulirannya bukan untuk bisnis, melainkan sebagai sebuah bentuk
pertanggung-jawaban dalam penyediaan bibit sapi perah, sedangkan pada aspek
susu sedang dikembangkan oleh PT D-Farm Agriprima yang berbentuk
perseroan terbatas dengan status pemodal dalam negeri untuk tujuan bisnis.
PEMBAHASAN
Potensi dan
Peluang Bisnis yang Dijalankan
Fieltrip
kali ini cukup sulit dianalisa karena kami sebagai peserta fieldtrip kurang
paham fokus usaha yang sedang amati karena pola pikir yang beredar di kalangan
mahasiswa yang mengikuti fieltrip ini adalah tentang pengolahan susu, sedangkan
yang diamati pada fieldtrip hanya perguliran sapi perah. Oleh sebab itu, saya
sebagai penulis akan memfokuskan pembahasan tentang perguliran sapi perah dan
tidak membahas secara mendalam tentang pengolahan susu perah. Keputusan ini
saya ambil sebagai pembuat makalah
mengingat narasumber menegaskan bahwa program perguliran sapi perah
bukan untuk tujuan bisnis.
Program perguliran sapi perah yang
dijalankan Koperasi Wirausaha Indonesia (KWI) berdasarkan hasil wawancara pada
saat fieldtrip bukan untuk bisnis, melainkan untuk menyediakan bibit sapi perah
untuk Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sehingga tidak diketahui
potensi dan peluang bisnis yang dijalankannya. Unit Usaha Pengelolaan Susu yang
dijalankan PT D-Farm Agriprima merupakan perpanjangan tangan KWI
dalam aspek pengolahan susu perah dan berpotensi sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Penulis berargumen bahwa unit usaha ini memiliki peluang dan potensi bisnis yang menjanjikan mengingat pentingnya kandungan susu segar bagi kesehatan masyarakat, hanya saja
membutuhkan proses dan waktu untuk memasarkan dan mempromosikannya pentingnya mengkonsumsi
susu segar untuk kesehatan jutaan rakyat
Indonesia.
Lingkungan Bisnis Usaha
Lahan yang digunakan dalam usaha ini
berlokasi di kandang Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Institut
Pertanian Bogor dengan luas lahan
mencapai ± 1 ha dimana luas kandang 3000m2 dan luas lahan rumput seluas
7000m2 untuk program perguliran sapi perah dan terdapat fasilitas pengolahan
susu perah dalam bentuk Pabrik (Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB)
produk olahan susu FAPET yang berada di Jl. Kayu Manis Laboratorium Lapang A
Fakultas Peternakan. Pabrik ini pada awalnya berupa laboratorium yang kemudian
direnovasi menjadi pabrik dari dana DIPA IPB tahun 2007. Saat ini pabrik PT
D-Farm Agriprima telah memperoleh rating A dari Balai POM Bandung dalam
penerapan Good Manufacturing Practices. Unit ini dikelola/dibawah
naungan Unit Pengolahan Susu Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan
IPB dan PT D-Farm Agriprima sebagai operator produksi.
Kendala,
Strategi, dan Pengelolaan Resiko
Kandang yang dibangun awalnya
ditujukan untuk 100 ekor, akan tetapi hanya 40 ekor yang lolos impor ke
Indonesia. Kendala ataupun permasalahan yang dihadapi oleh KWI pada awal
berdiri adalah tentang berkurangnya karyawan dimana kini hanya terdapat 3
karyawan,dan juga populasi sapi yang awalnya berjumlah 40 ekor terus mengalami
penyusutan populasi akibat kematian. KWI pernah mendapatkan hibah berupa domba
yang dihibahkan ke koperasi oleh fakultas terkait akan tetapi kemudian
domba-domba tersebut ditarik lagi. Faktor cuaca menjadi salah satu faktor yang
paling disalahkan karena mengakibatkan kematian sapi akibat ketidaksesuaian
cuaca mengingat sapi-sapi tersebut adalah sapi FH murni dari Australia dengan
adaptasi cuaca yang tentunya berbeda. Pakan menjadi masalah yang tidak kalah
penting karena lahan yang tidak cukup luas untuk menumbuhkan rumput pakan dan
mahalnya konsentrat pakan. Strategi dan
pengelolaan resiko pada aspek perguliran sapi perah dirasa kurang diperlukan
mengingat aspek ini bukan ditujukan untuk bisnis dan setelah 10 tahun ada kemungkinan tempat dan
lahan akan diambil kembali oleh fakultas karena awalnya tempat dan lahan
tersebut merupakan milik fakultas dan akan dijadikan laboratorium penelitian
lapangan terpadu fakultas peternakan (praktikum dan magang). Setiap pihak
terkait terikat pada MoU dimana usaha
ini selama 10 tahun wajib menggulirkan sapi yang umur 1,5 atau bunting tahun ke
operasi lain, dan sejauh ini dari 40 ekor yang ada, usaha ini sudah
menggulirkan 30 ekor.
Kendala atau permasalahan yang
dihadapi dalam pengolahan susu perah didasari kurangnya karyawan menjadi faktor
keterbatasan tenaga kerja. Sehingga susu ini diproduksi dan dikemas dengan
jumlah yang tidak begitu banyak. Unit usaha susu ini pada awalnya bekerja sama
dengan salah satu perusahaan dalam distribusi produk, yaitu penyediaan
fasilitas mobil angkut box es, akan tetapi fasilitas mobil angkut box es untuk
menfasilitasi pendistribusian tidak juga diberikan sehingga susu mudah rusak
dan basi. Kendala lain juga dating dari asyarakat sebagai target pemasaran
produk yang pada umumnya masih kurang mengenal akan produk ini sehingga susu
diproduksi sesuai dengan jumlah kebutuhan dan pasar. Disamping itu, masyarakat
belum mengetahui akan pentingnya mengkonsumsi susu segar daripada susu dengan
bahan pengawet.
Strategi yang
digunakan dalam mengantisipasi permasalahan pengolahan susu yang terjadi pada Unit
Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB seperti untuk mengatasi kurangnya
karyawan Unit Pengolahan Susu Fapet IPB adalah memperhitungkan volume dan
keuntungan usaha tersebut karena usaha ini masih kecil jadi tidak terlalu
membutuhkan tenga kerja yang banyak. Mahasiswa juga dapar dimanfaatkan untuk
mengatasi kekurangan tenaga kerja apabila dibutuhkan dalam bentuk magang. kerja
sama dengan perusahaan juga perlu dipertimbangkan dengan baik agar bisnis ini
nisa maju, serta perlu adanya iklan terhadap masyarakat dan mahasiswa terhadap
produk Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB.
Pengelolaan
Produksi
Aspek yang menjadi fokus utama
pembahasan pengelolaan produksi adalah pengolahan susu. Akan tetapi, pengolahan susu dilakukan oleh PT D-Farm Agriprima sebagai bentuk integrasi
dengan KWI karena koperasi ini hanya memerah susu saja dengan tenaga kerja berjumlah 3 orang, 1 orang bertugas sebagai
pemerah dan 2 orang bertugas mencari rumput. Hasil perah kemudian disalurkan ke
PT D-Farm Agriprima untuk diolah lebih lanjut. Semua produk yang diproduksi PT
D-Farm Agriprima berasal dari 100% susu segar, tanpa penambahan susu bubuk dan
penstabil. Selain itu produk Fapet tanpa menggunakan pengawet dan menggunakan
gula asli (kecuali untuk produk low sugar menggunakan sukralosa). Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi terpasang
sebesar 10.000 cup/hari atau 1200
liter/hari, namun rataan kapasitas produksi saat ini 100 liter/hari. Perusahaan
ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan lain sebagai pemasok susu segar,
kemasan cup, bahan perisa.
Pengelolaan Pemasaran
Produk yang dipasarkan oleh KWI
secara mandiri tidak ada mengingat produk mereka adalah bibit sapi perah yang
ditujukan untuk Kementerian terkait. Aspek yang dipasarkan dari program KWI
adalah susu perah dengan PT. D-Farm Agriprima sebagai pihak yang memasarkan
produk dalam bentuk olahan susu perah dengan target pasar adalah masyarakat
pada umumnya. Cara pemasaran yang dilakukan PT. D-Farm Agriprima dilakukan dengan
penjualan langsung melalui
Outlet Fapet, Kampus Fapet IPB Darmaga maupun secara Home to home untuk wilayah BSD, Serpong, Bintaro, Bogor dan lain-lain. Reseller juga menjadi
cara lain unruk memasarkan produk, yaitu melalui Agrimart kampus IPB Dramaga Bogor, SD Insan Kamil Bubulak, Bogor, Fitness Three Darmaga Bogor, SD Polisi 4 Bogor, SIT Aliya Bogor, Toko Garut Bogor , Studio Santorini, Bintaro, dan melalui
kegiatan kewirausahaan mahasiswa. Produk susu olahan
ini juga telah
dipasarkan di Serambi Botani IPB, Botani Square Bogor.
Pengelolaan Sumber
Daya Manusia (SDM)
Pengelolaan SDM perguliran sapi yang
dilakukan oleh Koperasi Wirausaha Indonesia dapat tergolong sederhana karena
jumlah karyawan hariannya yang hanya berjumlah 3 orang dengan kekhususan
tambahan 1 orang bertugas memerah susu dan 2 lainnya mencari rumput selain
tugas sehari-hari mereka merawat sapi perah untuk perguliran. Selain itu, dalam
menjalankan kegiatannya KWI diawasi oleh tim ahli pakan, tim ahli
kesehatan(FKH), tim ahli pemeliharaan sapi, tim ahli genetika dan ketua
koperasi, dengan jumlah total 9 orang dalam tim ahli tersebut, serta 1 manajer
Menangani pembibitan sapi. Karyawan pada usaha perguliran sapi adalah lulusan
SD, sedangkan manajernya memiliki pendidikan terakhir S1 dengan gaji karyawan
sebesar Rp. 900000/orang/bulan. SOP yang secara tertulis diterapkan pada unit
usaha ini adalah merujuk fakultas terkait, yaitu penggunaan sepatu boot, menggunakan baju sendiri (seragam,) sebelum
memerah harus higenis, dan air harus mengalir. Pelatihan karyawan dilakukan dengan cara training 1 bulan dan rekreasi bersama hanya disekitar lokasi,
sebanyak 2 kali dalam setahun. Kendala yang sering dialami adalah karyawan yang
berhenti mendadak, melimpahkan pekerjaan pada orang lain, atau beli rumput
selama training yg baru, bahkan tiba-tiba
libur tanpa kabar. Jalan keluar dari masalah ini adalah dengan cara peguran pekerja
secara halus, kemudian ditawarkan tetap bekerja atau keluar.
Pengolahan Sumber Daya Manusia pada
aspek susu perah yang dilaksanakan Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB
- PT. D-Farm Agriprima tidak seperti perusahaan-perusahaan yang mengajukan
surat lamaran. SDM yang ada pada unit usaha ini berasal dari orang IPB sehingga
tidak ada proses dan kegiatan dalam perekrutan Sumber Daya Manusia. Tenaga
kerja tambahan yang digunakan berasal dari mahasiswa yang sedang melakukan
magang. Gaji karyawan yang bekerja pada unit usaha ini diambil dari sebagian
keuntungan hasil penjualan susu.
Pengelolaan Keuangan
Satu hal yang perlu ditekankan sebelum masuk
pada pembahasan pengelolaan keuangan pada aspek perguliran sapi perah adalah
penghasilan bukan untuk koperasi tetapi
untuk digulirkan karena program koperasi ini adalah “perbibitan Sapi perah
berkelanjutan” dan dalam melangsungkan kegiatannya koperasi ini mendapatkan
bantuan dana dari pihak-pihak yang bekerja sama. Pengelolaan keuangan dilakukan
secara mandiri pada aspek pengolahan susu perah. Staff
yang mengelola keuangan di perusahaan ini berjumlah tiga orang meliputi satu
orang pegawai tetap dan dua orang dalam masa pelatihan. Staff pengelola
keuangan ini bertugas mendata pembelanjaan bahan baku yang akan digunakan,
pendataan pekerjaan yang telah dikerjakan oleh karyawan, pembuatan rencana
anggaran, serta mengontrol dana. Tenaga
kerja yang dipakai berasal dari IPB dengan harapan bisa mengurusi dan merekap
keuangan pada unit usaha pengelolaan susu ini.
Informasi dan
Teknologi
Informasi dalam pemasaran produk olahan
susu ini dinilai masih sangat kurang karena sedikitnya masyarakat
yang mengetahui produk ini bahkan dikalangan mahasiswa sekalipun. Hal ini dapat
dilihat susu hanya dipasarkan pada kalangan kampus, sehingga masyarakat kurang
begitu mengenal. Promosi besar-besaran yang dikemas menarik dirasa perlu untuk
memberi informasi kepada mahasiswa dan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi susu
segar olahan daripada susu yang siap saji tapi mengandung pengawet yang
membahayakan bagi kesehatan.
Teknologi yang diterapkan antara lain penerapan Good Manufacturing
Practices, SSOP dalam bentuk SOP dan instruksi kerja untuk setiap jenis
produk, dan penerapan
teknologi hasil penelitian di IPB. Selain
itu, produk susu fermentasi FAPET difermentasi dengan menggunakan kultur
koleksi Bagian THT Fapet IPB. Kultur ini merupakan hasil penelitian yang
diintroduksikan langsung dalam bentuk produk Yogurt Fapet. Kultur yang
digunakan yaitu L. bulgaricus RRM01
dan S. thermophillus RRM01 sebagai
kultur yogurt dan L. acidophilus
RRM01 dan Bifidobacterium longum RRM01
sebagai kultur probiotik (Mulyani 2011). Semua produk FAPET
diproduksi dari 100% susu segar, tanpa penambahan susu bubuk dan penstabil.
Selain itu produk Fapet tanpa menggunakan pengawet dan menggunakan gula asli
(kecuali untuk produk low sugar menggunakan sukralosa).
KESIMPULAN
Kegiatan perguliran sapi perah
yang dilaksanakan Koperasi Wirausaha Indonesia bukanlah suatu bentuk pengolahan
bisnis secara harfiah karena tujuan perguliran sapi perah adalah untuk
menyediakan bibit sapi perah untuk Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia seperti yang telah tercantum dalam MoU dengan
Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan sebagai
tuan rumah. Pengolahan susu perah sebagai salah satu program dari KWI dapat dikategorikan
sebagai bisnis langsung, dimana program ini dijalankan oleh Unit Pengolahan
Susu IPB dan PT. D-Farm Agriprima dengan Susu Fapet sebagai merek dagang resmi dari
produk-produk yang dihasilkan. Bahan
baku susu segar diperoleh dari peternakan binaan Fakultas Peternakan IPB,
Peternakan Sapi Perah Fakultas Peternakan IPB serta Peternakan Sapi Perah dari Program
Perguliran Sapi Perah Berkelanjutan Fapet IPB kerjasama dengan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyani
R. 2011. Kajian mutu produk susu pasteurisasi di unit
pengolahan susu Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar