Cari Blog Ini

Kamis, 17 Juli 2014

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG (FIELDTRIP) MATAKULIAH DASAR-DASAR BISNIS (AGB111) KOPERASI WIRAUSAHA INDONESIA KERJASAMA IPB – KEMENTVRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH



Abdul Aris Pradana     A34120033
Departemen Proteksi Tanaman




  

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Profil Usaha
              Koperasi Wirausaha Indonesia didirikan pada tanggal 25 Mei 1998 atas keputusan kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia. KWI bergerak dalam berbagai bidang pertanian yang berkaitan dengan masyarakat kecil dan menengah, salah satunya di perguliran sapi perah dan di bidang pengelolaan susu sapi perah.  Program pengelolaan perguliran dan pemerahan susu sapi perah dimulai pada Januari 2007 dan mendapat bantuan dana  dari kementrian koperasi. Program perguliran sapi perah ditujukan untuk menyediakan bibit-bibit sapi perah unggulan serta dalam aspek susu, program ini merupakan salah satu program unggulan yang sedang digalakkan sebagai salah satu upaya sosialisasi pentingnya susu sapi mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia pada aspek ini. Institut Pertanian Bogor yang merupakan ujung tombak masa depan pertanian Indonesia adalah salah satu lembaga yang bekerja sama dengan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang ini. Lahan yang digunakan dalam usaha ini berlokasi di kandang Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Institut Pertanian Bogor dengan luas lahan  mencapai ± 1 ha. Luas kandang yang digunakan adalah 3000m2 dan luas lahan rumput seluas 7000m2 serta sapi berjumlah  10 ekor dengan modal awal 2 Milyar rupiah untuk sapi, 2 Milyar untuk kandang dan mesin perah. Tujuan dari koperasi ini perlu digaris bawahi karena pada aspek pergulirannya bukan untuk bisnis, melainkan sebagai sebuah bentuk pertanggung-jawaban dalam penyediaan bibit sapi perah, sedangkan pada aspek susu sedang dikembangkan oleh PT D-Farm Agriprima yang berbentuk perseroan terbatas dengan status pemodal dalam negeri untuk tujuan bisnis.

PEMBAHASAN
Potensi dan Peluang Bisnis yang Dijalankan
Fieltrip kali ini cukup sulit dianalisa karena kami sebagai peserta fieldtrip kurang paham fokus usaha yang sedang amati karena pola pikir yang beredar di kalangan mahasiswa yang mengikuti fieltrip ini adalah tentang pengolahan susu, sedangkan yang diamati pada fieldtrip hanya perguliran sapi perah. Oleh sebab itu, saya sebagai penulis akan memfokuskan pembahasan tentang perguliran sapi perah dan tidak membahas secara mendalam tentang pengolahan susu perah. Keputusan ini saya ambil sebagai pembuat makalah  mengingat narasumber menegaskan bahwa program perguliran sapi perah bukan untuk tujuan bisnis.
 Program perguliran sapi perah yang dijalankan Koperasi Wirausaha Indonesia (KWI) berdasarkan hasil wawancara pada saat fieldtrip bukan untuk bisnis, melainkan untuk menyediakan bibit sapi perah untuk Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sehingga tidak diketahui potensi dan peluang bisnis yang dijalankannya. Unit Usaha Pengelolaan Susu yang dijalankan PT D-Farm Agriprima merupakan perpanjangan tangan KWI dalam aspek pengolahan susu perah dan berpotensi sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Penulis berargumen bahwa unit usaha ini memiliki peluang dan potensi bisnis yang menjanjikan mengingat pentingnya kandungan susu segar bagi kesehatan masyarakat, hanya saja membutuhkan proses dan waktu untuk memasarkan dan mempromosikannya pentingnya mengkonsumsi susu segar untuk kesehatan jutaan rakyat Indonesia.
Lingkungan Bisnis Usaha
           Lahan yang digunakan dalam usaha ini berlokasi di kandang Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Institut Pertanian Bogor dengan luas lahan  mencapai ± 1 ha dimana luas kandang 3000m2 dan luas lahan rumput seluas 7000m2 untuk program perguliran sapi perah dan terdapat fasilitas pengolahan susu perah dalam bentuk Pabrik (Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB) produk olahan susu FAPET yang berada di Jl. Kayu Manis Laboratorium Lapang A Fakultas Peternakan. Pabrik ini pada awalnya berupa laboratorium yang kemudian direnovasi menjadi pabrik dari dana DIPA IPB tahun 2007. Saat ini pabrik PT D-Farm Agriprima telah memperoleh rating A dari Balai POM Bandung dalam penerapan Good Manufacturing Practices. Unit ini dikelola/dibawah naungan Unit Pengolahan Susu Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan IPB dan PT D-Farm Agriprima sebagai operator produksi.

Kendala, Strategi, dan Pengelolaan Resiko
              Kandang yang dibangun awalnya ditujukan untuk 100 ekor, akan tetapi hanya 40 ekor yang lolos impor ke Indonesia. Kendala ataupun permasalahan yang dihadapi oleh KWI pada awal berdiri adalah tentang berkurangnya karyawan dimana kini hanya terdapat 3 karyawan,dan juga populasi sapi yang awalnya berjumlah 40 ekor terus mengalami penyusutan populasi akibat kematian. KWI pernah mendapatkan hibah berupa domba yang dihibahkan ke koperasi oleh fakultas terkait akan tetapi kemudian domba-domba tersebut ditarik lagi. Faktor cuaca menjadi salah satu faktor yang paling disalahkan karena mengakibatkan kematian sapi akibat ketidaksesuaian cuaca mengingat sapi-sapi tersebut adalah sapi FH murni dari Australia dengan adaptasi cuaca yang tentunya berbeda. Pakan menjadi masalah yang tidak kalah penting karena lahan yang tidak cukup luas untuk menumbuhkan rumput pakan dan mahalnya konsentrat pakan.  Strategi dan pengelolaan resiko pada aspek perguliran sapi perah dirasa kurang diperlukan mengingat aspek ini bukan ditujukan untuk bisnis dan  setelah 10 tahun ada kemungkinan tempat dan lahan akan diambil kembali oleh fakultas karena awalnya tempat dan lahan tersebut merupakan milik fakultas dan akan dijadikan laboratorium penelitian lapangan terpadu fakultas peternakan (praktikum dan magang). Setiap pihak terkait terikat pada MoU dimana  usaha ini selama 10 tahun wajib menggulirkan sapi yang umur 1,5 atau bunting tahun ke operasi lain, dan sejauh ini dari 40 ekor yang ada, usaha ini sudah menggulirkan 30 ekor.
             Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan susu perah didasari kurangnya karyawan menjadi faktor keterbatasan tenaga kerja. Sehingga susu ini diproduksi dan dikemas dengan jumlah yang tidak begitu banyak. Unit usaha susu ini pada awalnya bekerja sama dengan salah satu perusahaan dalam distribusi produk, yaitu penyediaan fasilitas mobil angkut box es, akan tetapi fasilitas mobil angkut box es untuk menfasilitasi pendistribusian tidak juga diberikan sehingga susu mudah rusak dan basi. Kendala lain juga dating dari asyarakat sebagai target pemasaran produk yang pada umumnya masih kurang mengenal akan produk ini sehingga susu diproduksi sesuai dengan jumlah kebutuhan dan pasar. Disamping itu, masyarakat belum mengetahui akan pentingnya mengkonsumsi susu segar daripada susu dengan bahan pengawet.
Strategi yang digunakan dalam mengantisipasi permasalahan pengolahan susu yang terjadi pada Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB seperti untuk mengatasi kurangnya karyawan Unit Pengolahan Susu Fapet IPB adalah memperhitungkan volume dan keuntungan usaha tersebut karena usaha ini masih kecil jadi tidak terlalu membutuhkan tenga kerja yang banyak. Mahasiswa juga dapar dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja apabila dibutuhkan dalam bentuk magang. kerja sama dengan perusahaan juga perlu dipertimbangkan dengan baik agar bisnis ini nisa maju, serta perlu adanya iklan terhadap masyarakat dan mahasiswa terhadap produk Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB.

Pengelolaan Produksi
              Aspek yang menjadi fokus utama pembahasan pengelolaan produksi adalah pengolahan susu. Akan tetapi,  pengolahan susu dilakukan oleh  PT D-Farm Agriprima sebagai bentuk integrasi dengan KWI karena koperasi ini hanya memerah susu saja dengan tenaga kerja  berjumlah 3 orang, 1 orang bertugas sebagai pemerah dan 2 orang bertugas mencari rumput. Hasil perah kemudian disalurkan ke PT D-Farm Agriprima untuk diolah lebih lanjut. Semua produk yang diproduksi PT D-Farm Agriprima berasal dari 100% susu segar, tanpa penambahan susu bubuk dan penstabil. Selain itu produk Fapet tanpa menggunakan pengawet dan menggunakan gula asli (kecuali untuk produk low sugar menggunakan sukralosa). Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 10.000 cup/hari atau 1200 liter/hari, namun rataan kapasitas produksi saat ini 100 liter/hari. Perusahaan ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan lain sebagai pemasok susu segar, kemasan cup, bahan perisa.
Pengelolaan Pemasaran
           Produk yang dipasarkan oleh KWI secara mandiri tidak ada mengingat produk mereka adalah bibit sapi perah yang ditujukan untuk Kementerian terkait. Aspek yang dipasarkan dari program KWI adalah susu perah dengan PT. D-Farm Agriprima sebagai pihak yang memasarkan produk dalam bentuk olahan susu perah dengan target pasar adalah masyarakat pada umumnya. Cara pemasaran yang dilakukan PT. D-Farm Agriprima dilakukan dengan penjualan langsung melalui Outlet Fapet, Kampus Fapet IPB Darmaga maupun secara Home to home untuk wilayah BSD, Serpong, Bintaro, Bogor dan lain-lain. Reseller juga menjadi cara lain unruk memasarkan produk, yaitu melalui Agrimart kampus IPB Dramaga Bogor, SD Insan Kamil Bubulak, Bogor, Fitness Three Darmaga Bogor, SD Polisi 4 Bogor, SIT Aliya Bogor, Toko Garut Bogor , Studio Santorini, Bintaro, dan melalui kegiatan kewirausahaan mahasiswa. Produk susu olahan ini juga telah dipasarkan di Serambi Botani IPB, Botani Square Bogor.



Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
           Pengelolaan SDM perguliran sapi yang dilakukan oleh Koperasi Wirausaha Indonesia dapat tergolong sederhana karena jumlah karyawan hariannya yang hanya berjumlah 3 orang dengan kekhususan tambahan 1 orang bertugas memerah susu dan 2 lainnya mencari rumput selain tugas sehari-hari mereka merawat sapi perah untuk perguliran. Selain itu, dalam menjalankan kegiatannya KWI diawasi oleh tim ahli pakan, tim ahli kesehatan(FKH), tim ahli pemeliharaan sapi, tim ahli genetika dan ketua koperasi, dengan jumlah total 9 orang dalam tim ahli tersebut, serta 1 manajer Menangani pembibitan sapi. Karyawan pada usaha perguliran sapi adalah lulusan SD, sedangkan manajernya memiliki pendidikan terakhir S1 dengan gaji karyawan sebesar Rp. 900000/orang/bulan. SOP yang secara tertulis diterapkan pada unit usaha ini adalah merujuk fakultas terkait, yaitu penggunaan sepatu boot,  menggunakan baju sendiri (seragam,) sebelum memerah harus higenis, dan air harus mengalir. Pelatihan karyawan  dilakukan dengan cara training 1 bulan dan rekreasi bersama hanya disekitar lokasi, sebanyak 2 kali dalam setahun. Kendala yang sering dialami adalah karyawan yang berhenti mendadak, melimpahkan pekerjaan pada orang lain, atau beli rumput selama training yg baru,  bahkan tiba-tiba libur tanpa kabar. Jalan keluar dari masalah ini adalah dengan cara peguran pekerja secara halus, kemudian ditawarkan tetap bekerja atau keluar.
Pengolahan Sumber Daya Manusia pada aspek susu perah yang dilaksanakan Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan IPB - PT. D-Farm Agriprima tidak seperti perusahaan-perusahaan yang mengajukan surat lamaran. SDM yang ada pada unit usaha ini berasal dari orang IPB sehingga tidak ada proses dan kegiatan dalam perekrutan Sumber Daya Manusia. Tenaga kerja tambahan yang digunakan berasal dari mahasiswa yang sedang melakukan magang. Gaji karyawan yang bekerja pada unit usaha ini diambil dari sebagian keuntungan hasil penjualan susu.

 Pengelolaan Keuangan
          Satu hal yang perlu ditekankan sebelum masuk pada pembahasan pengelolaan keuangan pada aspek perguliran sapi perah adalah penghasilan bukan untuk koperasi  tetapi untuk digulirkan karena program koperasi ini adalah “perbibitan Sapi perah berkelanjutan” dan dalam melangsungkan kegiatannya koperasi ini mendapatkan bantuan dana dari pihak-pihak yang bekerja sama. Pengelolaan keuangan dilakukan secara mandiri pada aspek pengolahan susu perah. Staff yang mengelola keuangan di perusahaan ini berjumlah tiga orang meliputi satu orang pegawai tetap dan dua orang dalam masa pelatihan. Staff pengelola keuangan ini bertugas mendata pembelanjaan bahan baku yang akan digunakan, pendataan pekerjaan yang telah dikerjakan oleh karyawan, pembuatan rencana anggaran, serta mengontrol dana. Tenaga kerja yang dipakai berasal dari IPB dengan harapan bisa mengurusi dan merekap keuangan pada unit usaha pengelolaan susu ini.

Informasi dan Teknologi
Informasi dalam pemasaran produk olahan susu ini dinilai masih sangat kurang karena sedikitnya masyarakat yang mengetahui produk ini bahkan dikalangan mahasiswa sekalipun. Hal ini dapat dilihat susu hanya dipasarkan pada kalangan kampus, sehingga masyarakat kurang begitu mengenal. Promosi besar-besaran yang dikemas menarik dirasa perlu untuk memberi informasi kepada mahasiswa dan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi susu segar olahan daripada susu yang siap saji tapi mengandung pengawet yang membahayakan bagi kesehatan.
Teknologi yang diterapkan antara lain penerapan Good Manufacturing Practices, SSOP dalam bentuk SOP dan instruksi kerja untuk setiap jenis produk, dan penerapan teknologi hasil penelitian di IPB. Selain itu, produk susu fermentasi FAPET difermentasi dengan menggunakan kultur koleksi Bagian THT Fapet IPB. Kultur ini merupakan hasil penelitian yang diintroduksikan langsung dalam bentuk produk Yogurt Fapet. Kultur yang digunakan yaitu L. bulgaricus RRM01 dan S. thermophillus RRM01 sebagai kultur yogurt dan L. acidophilus RRM01 dan Bifidobacterium longum RRM01 sebagai kultur probiotik (Mulyani 2011). Semua produk FAPET diproduksi dari 100% susu segar, tanpa penambahan susu bubuk dan penstabil. Selain itu produk Fapet tanpa menggunakan pengawet dan menggunakan gula asli (kecuali untuk produk low sugar menggunakan sukralosa).

KESIMPULAN

             Kegiatan perguliran sapi perah yang dilaksanakan Koperasi Wirausaha Indonesia bukanlah suatu bentuk pengolahan bisnis secara harfiah karena tujuan perguliran sapi perah adalah untuk menyediakan bibit sapi perah untuk Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia seperti yang telah tercantum dalam MoU dengan Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan sebagai tuan rumah. Pengolahan susu perah sebagai salah satu program dari KWI dapat dikategorikan sebagai bisnis langsung, dimana program ini dijalankan oleh Unit Pengolahan Susu IPB dan PT. D-Farm Agriprima dengan Susu Fapet sebagai merek dagang resmi dari produk-produk yang dihasilkan. Bahan baku susu segar diperoleh dari peternakan binaan Fakultas Peternakan IPB, Peternakan Sapi Perah Fakultas Peternakan IPB serta Peternakan Sapi Perah dari Program Perguliran Sapi Perah Berkelanjutan Fapet IPB kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyani R. 2011. Kajian mutu produk susu pasteurisasi di unit pengolahan susu Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar