Kabupaten Biak Numfor merupakan kabupaten yang terletak di kepulauan dan terbentuk atas gugusan batuan karang yang senantiasa bergerak secara alami.
Letak geografis Kabupaten Biak Numfor antara 134Ý47Ý - 136Ý45Ý Bujur Timur dan 0Ý55Ý sampai 1Ý27Ý Lintang Selatan.
Kabupaten Biak Numfor merupakan kabupaten kepulauan
di Provinsi Papua yang terdiri dari 3 (tiga) pulau besar yaitu : Pulau
Biak (1.833,86 km2), Pulau Supiori (437,11 km2) dan Pulau Numfor
(331,26 km2) serta 41 buah pulau kecil lainnya diantaranya pulau-pulau
Padaido dan Pulau Mapia. Luas Kabupaten Biak Numfor seluruhnya 4.010 km2
dengan luas daratannya adalah 2.602,23 km2.
Batas-batas Kabupaten Biak Numfor:
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Lautan Pasifik
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Yapen
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Lautan Pasifik
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Womai.
Kondisi Tanah.
Kepulauan di wilayah Kabupaten Biak Numfor terbentuk
dari batu karang metamorfik (filit, kuartit dan chrit) sebagai bagian
dari lempengan Pasifik yang terdesak tanggul-tanggul Baltik. Sebagian
besar jenis tanah di daerah ini adalah renzina dan mediteran, dan
sebagian kecil regosol di daerah pantai. Hampir sebagian besar di daerah
ini terbentuk dari bahan induk batuan kapur.
Di daerah pesisir pantai terdapat jenis tanah regosol/alluvial dan litosol, yang tidak memiliki tingkat kesuburan yang baik, karena didominasi oleh tekstur pasir dengan solum tanah yang relatif dangkal. Tanah regosol kebanyakan ditumbuhi tanaman kelapa.
Di daerah pedalaman dan perbukitan seperti di wilayah Biak Utara, Biak Barat ataupun Yendidori terdapat jenis tanah litosol dan mediteran coklat merah dan merah kuning. Tanah ini memiliki kesuburan rendah, karena memiliki solum dangkal dan kandungan unsur hara rendah. Tanah mediteran terdapat hanya di bagian cekung dan agak datar. Daerah dataran tinggi umumnya terdapat jenis renzina, sebagian kecil mediteran merah kuning dan regosol. Tanah renzina memiliki tingkat kesuburan yang baik dan kaya akan kandungan organik.
Di daerah pesisir pantai terdapat jenis tanah regosol/alluvial dan litosol, yang tidak memiliki tingkat kesuburan yang baik, karena didominasi oleh tekstur pasir dengan solum tanah yang relatif dangkal. Tanah regosol kebanyakan ditumbuhi tanaman kelapa.
Di daerah pedalaman dan perbukitan seperti di wilayah Biak Utara, Biak Barat ataupun Yendidori terdapat jenis tanah litosol dan mediteran coklat merah dan merah kuning. Tanah ini memiliki kesuburan rendah, karena memiliki solum dangkal dan kandungan unsur hara rendah. Tanah mediteran terdapat hanya di bagian cekung dan agak datar. Daerah dataran tinggi umumnya terdapat jenis renzina, sebagian kecil mediteran merah kuning dan regosol. Tanah renzina memiliki tingkat kesuburan yang baik dan kaya akan kandungan organik.
Iklim dan Cuaca.
Sesuai dengan struktur geografisnya yang berhadapan
dengan Samudra Pasifik, maka Kabupaten Biak Numfor merupakan daerah yang
memiliki iklim tropis (Tropical Rain Forest), selain itu pula antara
musim hujan dengan musim kemarau sangat sulit dibedakan dengan jelas.
Berdasarkan data tahun 2004, suhu maksimum berkisar antara 30,50
Celcius, suhu minimum rata-rata 23,90 Celcius. Rata-rata suhu harian
27,20 Celcius. Kelembaban udara rata-rata 86%. Kabupaten Biak Numfor
dapat digolongkan sebagai daerah yang cukup basah. Curah hujan rata-rata
2,228 mm per tahun.
Potensi Biak Numfor
Biak Numfor memang berharap besar dari
kekayaan alam yang dimilikinya, khususnya kekayaan alam laut. Hal ini
karena kondisi tanah di kawasan ini yang umumnya berupa batu-batu karang
sehingga tidak memungkinkan untuk usaha pertanian. Sumber daya alam
laut yang kaya akan berbagai jenis ikan memberi prospek cerah bagi usaha
perikanan.
Dari keindahan pemandangan alam laut
yang dimiliki, Kabupaten Biak Numfor bisa menjual potensi daerahnya
lewat promosi pariwisata. Wisata bahari menjadi salah satu pilihan
tepat. Setiap pulau di kabupaten ini dikelilingi oleh pantai berpasir
putih. Panorama laut yang jernih dan warna-warni terumbu karang yang
masih asli bisa menjadi andalan wisata bahari. Obyek wisata lain yang
bisa di jual adalah gugusan Kepulauan Padaido dengan keindahan bawah
lautnya serta berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang
berwarna-warni. Selain potensi wisata bahari, masih ada pula wisata
sejarah seperti Museum Cenderawasih yang menyimpan koleksi sisa
peralatan Perang Dunia II, hingga goa Jepang.
(c) Coremap
http://regional.coremap.or.id/biak/profil_kabupaten/deskripsi_wilayah/kondisi_geografis/
(c) BPK RI Perwakilan Propinsi Papua
http://jayapura.bpk.go.id/web/?page_id=982
Peta Biak Numfor
Pesona Biak Numfor
Goa Jepang (goa Binsar)
Mempelajari Sejarah Perang Dunia II di Gua Jepang, Biak
Biak adalah pulau kecil yang terletak di Teluk Cendrawasih dekat sebelah utara pesisir Provinsi Papua, Indonesia. Posisi Biak berada di sebelah barat laut Papua Nugini. Biak adalah pulau terbesar diantara rantai kepulauan kecil, serta mempunyai banyak atol dan terumbu karang. Kabupaten Biak Numfor terdiri dari 2 (dua) pulau kecil yaitu Pulau Biak dan Pulau Numfor, serta lebih dari 42 pulau sangat kecil, termasuk Kepulauan Padaido yang menjadi primadona pengembangan kegiatan dari berbagai pihak. Luas keseluruhan Kabupaten Biak Numfor adalah 5,11 % dari luas wilayah provinsi Papua.
Obyek wisata yang mengandung unsur sejarah, membuat kita lebih menghayati dan mengerti kebenaran cerita di buku sejarah. Salah satu unsur sejarah tersebut adalah mengunjungiGua Jepang di Biak, Papua, yang merupakan momen yang tidak terlupakan.
Wisata sejarah yang menarik ini memiliki lubang yang besar sekali sehingga membuat kita terkesan ketika melihat gua tersebut. Di lubang yang besar ini menceritakan tentang sejarah Perang Dunia II, dimana bekas pengeboman pasukan Sekutu terhadap tentara Jepang yang bermarkas di Indonesia. Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang memang memanfaatkan gua ini untuk tempat persembunyiaan, perlindungan, dan tempat penyimpanan senjata.
Menurut cerita, Gua ini merupakan salah satu pertahanan yang sangat kuat bagi pasukan Jepang dan sulit sekali untuk ditembus oleh Sekutu. Maka Sekutu menjatuhkan bom ke gua tersebut pada tanggal 7 Juli 1944 untuk melumpuhkan kekuatan pasukan Jepang. Selain menjatuhkan bom, pasukan Sekutu yang dipimpin oleh McArthur juga menjatuhkan berdrum-drum bahan bakar yang ditembaki dari udara. Sehingga sebanyak sekitar 3,000 orang tentara Jepang terkubur dan tewas. Gua Jepang memang mempesona.
Untuk memasuki pintu gua tersebut, harus melewati anak tangga yang lumayan banyak. Setelah melewati banyaknya anak tangga, baru terlihat mengagumkan pada gua tersebut karena menyimpan nilai sejarah yang tinggi.
Sumber: http://tempatwisatadidaerahpapua.blogspot.com/2011/03/biak-surga-kecil-di-indonesia-timur_22.html
Monumen -Monumen dan Tempat Bersejarah
Monumen Perang Dunia II
Biak Numfor dahulu merupakan basis militer dari Jepang, yang akhirnya dikuasai oleh Sekutu. Karena itu di beberapa daerah seperti di wilayah Biak Timur terdapat peninggalan sisa perang dunia II yang dikelola oleh Pemda dan dijadikan sebagai objek wisata. Lokasi wisata ini dapat ditemui di Pantai Parai berupa monumen PD II untuk memperingati tentara jepang yang gugur di daerah tersebut. Di wilayah Biak Kota yang terdapat Goa Jepang, yaitu goa yang dahulunya merupakan jalur penghubung antara daerah perbukitan dengan pesisir pantai. Di lokasi ini terdapat pula peralatan maupun persenjataan sisa PD II yang disimpan dalam museum setempat maupun museum Cendrawasih.
sumber: http://regional.coremap.or.id/biak/profil_kabupaten/ekonomi_bisnis/pariwisata/
Pesona Biak
Pantai di Kawasan Biak Timur
Pantai di Kawasan Biak Utara
-Pantai Sauri
-Pantai Wari
Pantai di Kawasan Biak Barat
-Pantai Yendidori
Pantai di Kawasan Biak Kota
-Pantai Sapomi